Wednesday, September 22, 2010

Bejat, TKI itu Dipaksa Threesome


Senin, 20 September 2010 - 08:56 wib Anton Suhartono - Okezone

Winfaidah (Foto: The Star)



 GEORGE TOWN - Polisi masih menyelidiki apakah tenaga kerja Indonesia (TKI), Winfaidah, yang disiksa dan diperkosa majikannya, adalah korban penjualan manusia (human trafficking).

Deputi Kepala Kepolisian Penang Wira Ayub Yaakob saat mengujungi Winfaidah di Rumah Sakit Penang seperti dikutip The Star, Senin (20/9/2010), mengatakan pihaknya masih menyelidiki apakah dua majikan tersebut melalui prosedur imigrasi yang legal saat mempekerjakan perempuan 26 tahun asal Lampung itu.

Winfaidah mengaku dirinya disiksa dengan cara disiram air panas dan disetrika di bagian punggung hingga kulitnya mengelupas.

Tak hanya itu, dua majikannya juga memaksa perempuan asal Lampung itu melakukan hubungan seksual threesome. Majikan perempuannya bahkan mengancam akan memukuli jika Winfaidah tidak melayani nafsu bejat suaminya.

Dalam catatan kepolisian Malaysia, majiakan laki-lakinya sebelumnya pernah dituntut untuk kejahatan obat terlarang dan aksi kriminal lainnya.
TKI Disiksa, Bendera Ultimatum WN Malaysia


Senin, 20 September 2010 - 13:59 wib Taufik Hidayat - Okezone

Winfaidah (Foto: The Star)


 JAKARTA- Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera) mengaku sudah melakukan identifikasi terhadap warga negara Malaysia yang berada di Indonesia. Bendera selanjutnyA meminta warga Malaysia tersebut untuk segera meninggalkan Indonesia.

"Keberadaan mereka sudah identifikasi yang bekerja di Jakarta. Mereka bekerja di Senayan City, Bank Danamon banyak sekali pekerja sebagai IT,"kata Koordinator Bendera, Mustar Bona Ventura di Posko Bendera Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin (20/9/2010).

Mustar kembali mengatakan selain memaksa para warga negara Malaysia kembali pulang ke negaranya, Bendera juga mengancam akan melakukan aksi sweeping kembali terhadap warga negara dan aset milik Malaysia.

Hal ini dilakukan menyusul tidak tegasnya pemerintah dalam menangani tindak kekerasan yang dialami para TKI di antaranya adalah Winfaidah TKI asal Lampung.

"Kita akan kumpulkan motor konvoi sekira 1.000 motor untuk mendatangi Kedubes Malaysia, pusat bisnis milik Malaysia," tegasnya. (crl)
Komitmen RI-Malaysia Lindungi TKI Lemah


Selasa, 21 September 2010 - 08:02 wib Insaf Albert Tarigan - Okezone


JAKARTA - Komitmen pemerintah Indonesia dan Malaysia dalam perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) masih sama-sama lemah.

Tak heran kasus penyiksaan fisik dan seksual seperti yang dialami Winfaidah masih saja terjadi. TKI asal Lampung itu disiram dengan air panas, disetrika, dan diperkosa berkali-kali oleh majikannya di Penang.

Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah mengatakan, lemahnya komitmen itu pulalah yang menyebabkan berlarut-larutnya penandatanganan nota kesepahaman mengenai TKI antarkedua negara ini.

Meskipun, Indonesia secara resmi telah menunda atau moratorium pengiriman TKI sejak 26 Juni 2009 karena maraknya kasus kekerasan seperti yang dialami Winfaidah. "Ini sekaligus memperkuat kerentanan warga kita terhadap perlakuan buruk," kata Anis yang tengah berada di Malaysia saat dihubungi Okezone, Senin (20/9/2010) malam.

Adapun kerentanan lain yang dimaksud Anis adalah ketiadaan undang-undang pekerja rumah tangga di Malaysia, sehingga TKI dan juga warga negara lain yang bekerja sebagai pembantu di sektor tersebut tak memiliki perlindungan dan jaminan hukum.

Ironisnya, Indonesia yang sangat berkepentingan juga tak punya undang-undang serupa. Akibatnya, posisi pemerintah selalu lemah dalam diplomasi dengan Malaysia, seperti menyangkut upah minimum TKI, pemberian hari libur dan juga pembukuan rekening.

"Malaysia cukup tanya emang Indonesia punya minimum gaji PRT, penetapan hari libur? Pemerintah enggak bisa njawab," katanya seraya menambahkan rancangan undang-undang mengenai PRT semestinya masuk prioritas legislasi nasional tahun ini namun tiba-tiba dibuang pada saat-saat akhir.

Lebih lanjut, Anis mengatakan, kedua negara masih malu-malu mengakui TKI adalah sektor penting untuk pembangunan ekonomi Indonesia dan Malaysia. Padahal, keberadaan TKI tidak bisa diabaikan sama sekali karena kontribusi mereka sangat besar.(ram)
Malaysia Kecam Keras Penganiayaan TKI


Rabu, 22 September 2010 - 13:40 wib  Anton Suhartono - Okezone


Anifah Aman (Foto: Reuters)

KUALA LUMPUR - Pemerintah Malaysia, melalui Kementerian Luar Negeri, mengecam aksi kekerasan yang dilakukan warganya kepada para tenaga kerja Indonesia dan negara lainnya.

Kasus teranyar, TKI Winfaidah (26) disiksa dengan disiram air panas dan disetrika tubuhnya. Tak hanya itu, korban juga diperkosa berulang kali oleh majikannya.

“Pemerintah Malaysia dengan keras mengecam segala bentuk kekerasan terhadap para pekerja, tanpa memperhatikan asal negara atau sektor pekerjaan,” ujar Menlu Anifah Aman dalam pernyataannya yang dikutip AFP, Rabu (22/9/2010).

Anifah juga mengaku menyayangkan insiden kekerasan kerap terjadi, meski seruan kepada warganya untuk menghindari kekerasan, terus diberikan. Dia juga mengkhawatirkan insiden seperti ini akan merusak hubungan dengan negara tetangga.

Pada Juni tahun lalu, Kementerian Tenaga Kerja RI secara resmi menghentikan pengiriman tenaga kerja rumah tangga ke Malaysia, menyusul maraknya kekerasan serta permasalahan upah dan jam kerja.

Anifah juga berjanji pihaknya akan lebih serius menuntaskan kasus-kasus menyangkut tenaga kerja, setelah muncul kritikan bahwa Malaysia lamban memproses warganya yang melakukan kekerasan.
Jakarta Tenggelam Tahun 2012?


Kenapa Jakarta Terancam Tenggelam?
Rabu, 22 September 2010 - 11:03 wib Tri Kurniawan - Okezone




 JAKARTA – Rumor bahwa Jakarta akan tenggelam pada 2012 menyita perhatian banyak pihak. Karakteristik tanah yang tak stabil membuat Ibu Kota ini terancam mengalami kejadian secara sporadis.

Peneliti dari Indonesia Water Institut (IWI) Firdaus Ali mengatakan, untuk mendapatkan tanah keras di Jakarta harus di kedalaman 25 sampai 40 meter. Jadi, lanjut dia, saat ini mayoritas masyarakat Jakarta berada di atas permukaan lumpur.

“Semakin lama akan menjadi penurunan dan itu sangat berbahaya. Penyebab lainnya adalah beban bangunan di Jakarta saat ini terlalu besar,” ujar Firdaus, kepada okezone, Rabu (22/9/2010).

Dia menambahkan, gerakan tektonik sangat berpengaruh pada kondisi tanah Jakarta. Kendati skala gerakan terbilang kecil, namun hal tersebut cukup berpengaruh kepada pergeseran tanah di Jakarta sebesar 87 persen.

“Faktor yang terpenting adalah penggunaan air tanah yang berlebihan. Hal ini memberikan pengaruh sebesar 17 persen. Pengaruhnya memang kecil, tapi jika tidak segera ditanggulangi akan berakibat besar. Persoalan ini sering dikesampingkan,” tandas akademisi Universitas Indonesia ini.

Firdaus mengulas, Mexico City dan Bangkok juga pernah mengalami masalah seperti ini. Namun, mereka langsung tanggap dan langsung diatasi. Kala itu, Mexico City butuh waktu 40 tahun untuk mengalihkan penggunaan air bawah tanah ke air permukaan.

”Saat ini kondisi paling rawan memang Jakarta Utara. Di sana jika ingin membuat bangunan tiang pancangnya paling tidak harus sampai 40 meter. Selain itu, Jakarta Pusat juga rawan. Ini dikarenakan penggunaan air bawah tanah yang berlebihan,” pungkasnya.